Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) Secara Alami di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan (UPTD PBPP) Sempu, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ikan koi sebenarnya bukan jenis ikan baru di Indonesia. Hanya saja pada periode tertentu koi kalah populer dibandingkan dengan ikan maskoki. Keduanya sebenarnya masih merupakan kerabat karena termasuk dalam famili Cyprinidae. Koi (Cyprinus carpio) atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan nama Nishikigoi seakan identik dengan Jepang. Pada awalnya varietas pertama berwarna merah dan biru cerah dan kini telah berkembang puluhan varietas koi yang cantik dan memikat. Jenis yang paling banyak dikenal antara lain kohaku, showa sanke, taisho sanke, asagi, beko, shusui, ogon, tancho, kinginrin.
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman dan mempraktekkan secara langsung cara pembenihan koi secara alami. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan (UPTD PBPP) Sempu, Jl. Kaliurang Km. 17,5 Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 16 Januari – 03 Maret 2009.
Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, partisipasi aktif dan wawancara serta studi literatur.
Usaha pembenihan ikan koi meliputi persiapan kolam, pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pemberian pakan, manajemen kualitas air, pemeliharaan burayak, seleksi benih, pemanenan benih serta pemasaran benih. Sumber air diperoleh dari air sungai yang berasal dari mata air pegunungan. Kualitas air pada pembenihan koi (Cyprinus carpio) adalah suhu 24-270C, pH 7,5-8,6.
Perbedaan antara induk ikan koi jantan dan betina yaitu dapat dilihat dari ukuran tubuh ikan. Ukuran tubuh induk koi betina cenderung lebih besar daripada induk koi jantan. Jika perut induk betina sudah gendut dan terasa lunak menandakan bahwa induk tersebut sudah matang gonad dan siap untuk dipijahkan. Pada induk jantan, di bagian sirip dada tampak bintik-bintik putih mirip garam yang menandakan bahwa induk jantan siap untuk dipijahkan. Teknik pemijahan yang digunakan yaitu secara alami dengan cara mengawinkan ikan jantan dan betina dengan perbandingan 2:1. Pakan buatan induk koi merupakan pelet apung yang diproduksi oleh JAPFA yang diberikan tiga kali sehari, sedangkan pakan untuk larva ikan koi berupa Infusoria sp. Pakan alami ini diberikan sampai dengan akhir masa pendederan II. Telur yang dihasilkan sebanyak 47.250 butir telur dan tingkat kelulushidupan benih sebanyak 77,90%.
Hambatan yang sering terjadi adalah terbatasnya jumlah pupuk kotoran burung puyuh yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan pakan alami ketika musim penghujan dan terbatasnya lahan untuk pengembangan budidaya ikan khususnya koi.